Ternyata bisnis di bidang perkebunan bisa menjadi pilihan bagi anak-anak muda dalam menentukan usaha. Setidaknya ini yang dialami Riangga Bayu Hanafi, seorang entrepeneur yang memilih bisnis dibidang atsiri.
Pengusaha asal Sumatera Barat tersebut, sejak tahun 2019 memutuskan untuk terjun di bisnis aromatik tersebut dengan unit pengolahan berlokasi di Padang. Berawal dari keprihatinannya banyaknya bahan baku atsiri dari petani seperti nilam, sereh wangi, pala, cengkeh dan lemon yang sulit dipasarkan, ia mulai mengolah menjadi atsiri. Ia mulai menjajaki kemitraan dengan petani kemudian sukses mengembangkan jaringan kerjasama di 5 desa di wilayah Sumatera Barat.
Meskipun jatuh bangun namun bisnis Riangga Bayu bisa survive hingga saat ini. Dengan memasarkan produk atisiri dengan brand Atceare yang digunakan untuk relaksasi dan aromaterapi. Saat ini mampu menguasai pasar regional di Sumatera Barat, atas pencapaiannya Hanafi memperoleh penghargaan Juara 1 ESC Sumatera Barat.
Menurutnya dalam memulai usaha di bidang perkebunan, baik itu komoditas vanili, kopi, kelapa sawit dan tanaman lainnya, dapat mengawalinya dengan bermitra dengan petani. Saat ini persoalan utama bagi pekebun adalah kesulitan akses pasar.
Dengan melakukan ini maka paling tidak seoran calon entrepreneur muda sudah bisa memiliki produk tanpa harus mengeluarkan modal yang besar. Tentu saja hal yang perlu dipelajari oleh para pengusaha muda adalah memahami kebutuhan pasar.
"Langkah selanjutnya adalah memastikan agar bisnis bidang perkebunan harus terintegrasi dengan produk turunan. Pasalnya mengandalkan produk mentah atau curah maka akan sangat terpengaruh fluktuasi harga", jelas Hanafi.
Hanafi menyakini bahwa pasar produk-produk turunan perkebunan seperti atsiri, vanili, kelapa sawit, kopi, teh, kakao dan komoditas lainnya tidak akan surut selagi masih menjadi kebutuhan bahan bagi industri. Hanya saja perlu kemampuan dalam mengorganisir petani, pengetahuan terkait preferensi pasar serta harus dapat mengembangkan barang mentah menjadi produk bernilai tambah.