Vanili organik kering yang dihasilkan oleh petani di Nusa Tenggara Barat (NTB) semakin diminati oleh pembeli dari luar negeri. Vanili organik dari Lombok kini telah menjadi komoditas pertanian yang sangat diminati oleh pembeli dari Amerika Serikat.

Tercatat tahun ini, pembeli dari Amerika Serikat telah memesan sebanyak 23 ton vanili organik dari petani di NTB.

Kepala Dinas Perdagangan NTB, Baiq Nelly Yuniarti, mengungkapkan bahwa minat pembeli dari Amerika Serikat terhadap vanili organik kering sangat tinggi. Vanili organik dari Lombok dianggap memiliki kualitas terbaik di pasaran.

"Dari total 23 ton vanili organik yang dipesan oleh pembeli dari Amerika Serikat, sebagian sudah diekspor," ungkapnya sebagaimana dilansir dari lombokpost.jawapos.com.

Petani yang bermitra dengan UD Rempah Organik Lombok telah memproduksi vanili organik, Muhir, pemilik perusahaan tersebut, telah memberdayakan petani di Sajang, Lombok Timur, dan Bayan di Lombok Utara.

Menurut Nelly, perusahaan ini telah menjalin kerjasama bisnis dengan pembeli dari Amerika Serikat. Permintaan yang harus dipenuhi sangat banyak. Namun, yang diminta adalah vanili organik, bukan vanili biasa. Meskipun produksinya masih terbatas saat ini.

Baca juga: Strategi Mengatasi Tantangan dalam Budidaya Vanili

Peningkatan permintaan ini memberikan dampak positif bagi petani vanili di NTB, khususnya di Lombok. Mereka dapat menikmati peluang ekspor yang menguntungkan dan meningkatkan pendapatan mereka. Selain itu, ini juga membantu dalam meningkatkan citra dan popularitas vanili organik dari Lombok di pasar internasional.

Menanggapi permintaan yang semakin meningkat, pemerintah NTB melalui Dinas Pertanian dan Dinas Perdagangan terus mendukung para petani dalam peningkatan kualitas dan kuantitas produksi vanili organik. Mereka memberikan pelatihan, bimbingan teknis, dan pengawasan untuk memastikan produksi yang terjaga dan memenuhi standar internasional.

Kualitas vanili yang dihasilkan di NTB dikategorikan sebagai yang sangat baik. Iklim di wilayah tersebut sangat mendukung pertumbuhan vanili. Meskipun demikian, produksi vanili di NTB masih terbilang rendah. Pada tahun 2020, ekspor vanili kering mencapai 1,4 ton, kemudian meningkat menjadi 2,45 ton pada tahun 2021. Pada tahun 2022, jumlah ekspor vanili kering meningkat lagi menjadi 3,5 ton. Menurut perkiraan, pada tahun 2023, diperkirakan akan terjadi peningkatan lagi dalam jumlah ekspor vanili kering, mencapai antara 7 hingga 8 ton. (AG)

Add comment


Security code
Refresh