Related image

Saat ini sejumlah tanaman bermanfaat untuk makanan, obatan-obatan, bahan baku minyak nabati dsbnya saat ini keragamannya dalam keadaan bahaya. Salah satunya adalah vanili.

Saat ini baru 3 persen dari 7,000 spesies yang diklasifikasikan sebagai jenis tanaman dengan prioritas rendah atau cukup dilindungi. Para penelitipun kemudian mengembangkan indikator penilaian terhadap tingkat konservasi. Adapun parameter tersebut disusun oleh CIAT (International Center for Tropical Agriculture) bekerjasama denngan Global Crop Diversity Trust, US Department of Agriculture (USDA), dan sejumlah Universitas.

Skoring dilakukan terhadap hampir 7,000 tanaman bermanfaat dari 220 negara dengan nilai 1-100. Adapun angka 100 bermakna terlindungi secara sempurna. 75 atau lebih berarti cukup terlindungi. Sementara rendah, menengah dan prioritas tinggi untuk konservasi ditandai dengan skor 74-50, 49-25 dan 24-0. Angka tersebut menggambarkan bobot aktivitas konservasi tanaman baik yang dilaksanakan secara in situ di tanaman nasional  atau ex situ yang mencakup perlindungan tanaman di bank gen, kebun raya atau wilayah konservasi lainnya.

Penilaian terhadap perlindungan keragaman vanili diperoleh skor 39,8 atau memiliki tingkat konservasi medium.  Jauh lebih baik daripada kopi liberika dengan skor 32 atau kopi arabika dengan skor 33.8. Angka itu juga sekaligus menggambarkan jika 2/3 tanaman belum disimpan di Bank Data dan sarana konservasi lainnya.

Rendahnya skor umumnya mengambarkan kurangnya perlindungan secara ex situ. Pasalnya sebagian besar tanaman vanili tumbuh di lingkungan alamiah. Hanya perlindungan secara in situ sangat rentan terhadap kerusakan tanaman akibat ulah manusia atau perubahan iklim.

Seperti halnya vanili, keragaman genetiknya tidak terdata dan tersimpan secara ex situ. Tanaman terlindungi karena tumbuh di kebun milik masyarakat. Identifikasi genetik dan perlindungan plasma nutfah sangat banyak manfaat dalam pengembangan varietas unggul di masa mendatang.

Add comment


Security code
Refresh