Gamal Institute memberikan penghargaan terhadap inisiator perkebunan yang telah mendorong perubahan di perkebunan dan berdampak kepada masyarakat (19/10).

Gamal Nasir dalam sambutannya pada saat penyerahan Gamal Award menyebutkan jika perkebunan tidak sedang baik-baik saja. Tantangan yang dihadapi semakin pelik. Saat ini banyak tanaman tua yang membutuhkan perbaikan, belum lagi tantangan kekeringan, demikian juga kesulitan mendapatkan pupuk serta pasar yang meredup.

Dirjen Perkebunan periode 2010 – 2016 mengingatkan bahwa pemerintah tidak bisa sendiri melakukan perbaikan di semua lini. Saat ini perkebunan membutuhkan pribadi-pribadi yang memiliki integritas, visi dan kreativitas untuk mendorong perubahan dari akar rumput dan sekaligus menjadi inspirasi. 

Pada kesempatan yang sama lembaga yang didirikan Gamal Nasir, Gamal Institute, memberikan penghargaan terhadap sejumlah penggiat perkebunan yang memberikan kontribusi terhadap perbaikan sistem, penumbuhan usaha perkebunan yang berkelanjutan.  Gamal Award tahun ini mengambil tema “Saatnya inisiator perkebunan menjadi inspirasi dan penggerak pembangunan perkebunan. Dengan penerima penghargaan, Therecia Vennie selaku inisiator penindak peredaran benih kelapa sawit illegal, Dionisius Kaban selaku insiantor pengembangan vanili di Sumatera Utara, Awaludin Sitompul sebagai insiator penumbuhan usaha penangkaran benih kopi Indonesia, Putra Rangkuti sebagai insiator entrepreneur muda bidang perkebunan, Romelan S sebagai inisiator pengembangan kakao premium di Cilacap serta Euis Roswati sebagai inisiator pengembangan pala bernilai tambah di kota Bogor.

Dalam sambutannya Putra Rangkuti, mengingatkan saat ini terjadi konversi lahan perkebunan menjadi pertambangan, sehingga ia berharap anak-anak muda untuk bergairah menanam tanaman perkebunan agar tetap berkelanjutan.

 

Add comment


Security code
Refresh