Vanili dikenal sebagai produk penghasil aroma yang kaya dan lazim digunakan pada makanan seperti es krim, permen, kue, cokelat dan biscuit. Selain itu vanili juga dapat memperkuat rasa manis dan aroma lain. Namun dalam industri makan lazim digunakan eroma sintetik. Lalu apakah keuntungan dan kekurangan dibanding vanili alami.  

Subsitusi vanili alamami biasanya produk yang memiliki aroma yang identic biasanya dihasilkan ekstrak guaiacol atau lignin, yang diisolasi dari pulp kayu atau by product dari minyak bumi. Perbedaan antara natural dan artifisial vanili adalah sumber kimianya.

Bahan kimia pada bahan sintetik umunnya biayanya lebih mudah daripada yang dihasilkan dari vanili alami. Namun ekstrak dari vanili alami lebih sehat dan aman dikonsumsi daripada yang arifisial. Secara umum biaya vanili sintetik lebih murah tapi berdampak buruk pada kesehatan. Antara lain berpotensi mematikan sel otak. Ethyl vanillin dapat mengakibatkan alergi dan iritasi pada mata, kulit dan saluran pernafasan.  

Vanili alami menjadi bahan baku produk kebutuhan harian seperti es krim dan yogurt. Berdasarkan ketentuan Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat  aroma vanili pada es krim harus berasal dari natural vanilla. Untuk produk yang menggunakan aroma, sebagian atau menggunakna sumber lain, perusahaan harus mencantumkan pada labelnya “vanilla flavoured” atau “artificial vanilla