Tidak banyak melirik berkebun vanili sebagai kegiatan pasca purnabakti. Padahal memilih tanaman rempah sebagai kegiatan di masa tua cukup menjanjikan secara ekonomi dan menyehatkan.
Setidaknya itu yang dirasakan Bapak Purwanto, seorang pensiunan dari kementerian yang mengembangkan vanili di pekarangan rumahnya di Bogor. Kurang lebih ada 100 batang. Sebagian ada di net house dan sisanya di tanam di pot. Tanaman vanili seolah menyatu dengan pekarangan sekaligus menjadi aksesoris landscape karena juga sekali waktu memunculkan bunga yang indah.
“Dengan tanaman vanili saya bergerak melihat tanaman saya satu per satu. Sekali melakukan sanitasi dan pengaturan sulur. Namun yang paling menarik saya melatih konsentrasi saat melakukan persilangan bunga vanili”, jelas Bapak Purwanto.
Hasil panen dari tanamannya yang olah sendiri. Ia memilih teras belakang rumahnya sebagai tempat pengolahan. Saat membuat vanili kering aroma wangi tercium sampai ke dalam rumah. Ini juga melatih kecermatan, konsentasi dan aktivitas fisik.
“Menariknya saya pernah memperoleh pendapatan hingga puluhan juta dari penjualan vanili koleksi saya yang dipasarkan melalui marketplace. Sangat menarik”, ungkapnya.
Dalam kondisi harga yang sempat turun beberapa waktu lalu, ia tidak mengkhawatirkan, karena mereka aktivitas ini bukan sepenuhnya berorientasi ekonomi tapi sekedar “mencari keringat”. Cukup merawat, tidak usah dibuahkan, saran Bapak Purwanto.
So, adakah yang berminat menjadikan berkebun vanili sebagai aktivitas pasca pensiun?