Vanili menjadi komoditas dengan harga penjualan yang cukup mengiurkan. Saat ini harga vanili kering bisa mencapai Rp. 3,5 juta. Tanaman rempah tersebut dimanfaatkan untuk menghasilkan aroma yang khas pada makanan. Hanya, untuk menekan biaya sejumlah industri menggunakan vanili sintetis yang diklaim mampu mengsubsitusi vanili alami.
Faktanya flavour dari vanili sintetik hanya mengandung salah satu komponen vanilla, yaitu vanillin atau etil vanillin. Sementara vanili alami mengandung setidaknya 100-200 komponen senyawa penghasil flavour.
Adapun senyawa tersebut antara lain karbonil aromatik, alkohol aromatik, asam aromatik, ester aromatik, fenol dan fenol ester, alkohol alifatik, karbonil, asam, ester, dan lakton. Namun vanili kering yang dihasilkan umunnya memiliki profil aroma yang berbeda tergantung tempat, varietas dan cara pengolahan.
Hanya para peneliti dari IPB ( Dwi Setyaningsih, dkk) dalam artikel yang diterbitkan pada Jurnal Ilmu Pertanian (2017) menyebutkan jika vanila Indonesia memiliki aroma woody dan phenolic karena proses pengeringan yang terlalu cepat. Selain itu praktek panen muda dan penambahan bahan asing turut menurunkan mutu vanili yang dipasarkan asal Indonesia.
