Banyak yang beranggapan penyimpanan vanili kering dalam waktu lama akan berdampak pada penurunan kualitas. Namun pengusaha asal Indonesia mendapati pengalaman yang mengejutkan.
Berawal dari membeli vanili kering yang sudah lama disimpan dari mitranya berasal Papua New Guinea pada tahun 2017, Guntoro, pemilik CV Avicena Planifolia mendapatkan rezeki nomplok. Mendadak ia bertemu dengan buyer yang bersedia membeli dengan harga melebihi ekspektasinya.
"Ketika saya beli vanili kering itu tersebut sudah disimpan selama 7 tahun dan disusun rapi dalam kotak kayu. Saya dapatkan dengan harga yang relatif murah, Rp. 1 juta dan saya hanya jadikan koleksi saja", jelasnya.
Guntoro beranggapan vanili itu sudah busuk, karena mengeluarkan kristal-kristal putih dan terlihat seperti jaring laba-laba. Sehingga ia tidak berpikir bahwa barangnya tersebut akan laku dijual. Namun yang menarik adalah aromanya cukup kuat, jika kotak dibuka maka seluruh ruangan akan tercium bau vanili.
Berselang 4 bulan kemudian Guntoro mendapatkan kunjungan pembeli dari Taiwan. Karena tidak memiliki setok iapun menawarkan "vanili tuanya" tersebut. Ia bahkan tidak punya ide berapa harga penawarannya.
"Ternyata buyer saya tertarik dengan barang itu. Ia bahkan mengatakan kualitas koleksi saya itu sangat baik dan bersedia membeli dengan harga yang cukup menarik, Rp.40 juta. Saya jelas-jelas kaget dan tidak menduga akan seperti itu", kenang Guntoro.
Dari pengalaman itu pengusaha asal Temanggung tersebut menyimpulkan penyimpanan vanili dengan cara yang tepat dapat meningkatkan kualitas sepertinya halnya wine. Semakin lama disimpan mutu akan semakin baik dan harga juga semakin menarik.
Saat ini Guntoro membina lebih dari 2500 petani di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Setiap tahunnya perusahaannya mampu menyediakan vanili kering hingga 8 ton.