https://startupnation.com/wp-content/uploads/2020/02/Screen-Shot-2020-02-19-at-3.39.36-PM.jpg

Banyak pekebun yang mencoba mengembangkan vanili dengan investasi yang besar. Sementara harga tanaman rempah ini relatif tidak dapat diprediksi, dan dapat sewaktu-waktu terjun payung. Sehingga perlu strategi dalam pengembangan perkebunan vanili.

Pertama, sebaiknya lakukan pengembangan vanili berbasis komunitas, yang menanam di pekarangan. Pendekatan ini relatif lebih hemat karena tidak perlu biaya untuk tenaga kerja, dan pengawasan lebih mudah karena setiap rumah tangga bisa menjaga tanamannya. Mengingat resiko paling besar untuk vanili adalah pencurian. Namun jika pada satu desa terdiri dari 100 KK dan masing-masing menanam 10 batang maka terdapat 1000 populasi vanili.

Kedua, sebaiknya jual dalam bentuk vanili kering. Sehingga pekebun dapat menikmati nilai tambah di sisi lain jika harga anjlok, petani bisa menyimpan dalam waktu cukup lama. Dengan mengolah menjadi vanili kering maka harga melonjak dari Rp. 150.000 menjadi Rp. 2.500.000,-. Luar biasa bukan?

Ketiga, sebaiknya pekebun juga belajar untuk mengekstrak vanili. Tentu ini adalah usaha yang perlu dipertimbangkan mengingat harga ekstrat vanili relatif stabil dan nilai jualnya lebih tinggi.

Add comment


Security code
Refresh