Sebagian besar penangkar perkebunan mengandalkan pengadaan pemerintah sebagai pasar utama. Namun tidak banyak melirik peluang pasar dari mendampingi petani dan menciptakan pasar yang tidak akan pernah habis dan bebas dari resiko pemotongan anggaran.

Dengan membantu kelembagaan petani untuk bisa mengakses pembiayaan, lalu dari hasil penjualan hasil dapat disisihkan untuk pembelian benih maka penangkar bisa mendapatkan pembelian bibit secara rutin. Seperti model pengembangan di tebu dan vanili, dimana dana dari pembiayaan bank atau investor digunakan untuk pembangunan kebun yang notabene membutuhkan bibit. Lalu Dari hasil penjualan, margin diperoleh sebagian disisihkan untuk pembelian pupuk dan bibit.