Konon kabarnya, masyarakat Totonaco yang berada di wilayah Vera Cruz Meskiko adalah yang pertama kali menanam vanili. Masyarakat Totonaco kemungkinan yang menemukan vanili. Menurut mitos yang ada, darah dari pasangan yang saling mencintai tumpah pada tanah di hutan, yanbg kemudian menumbuhkan bunga yang cukup indah. Vanila merupakan hadiah Tuhan yang bertujuan untuk menyebarkan udara dengan cinta yang tulus dan keindahan.
Pada tahun 1427, Aztec menaklukkan Itzcoatl yang juga menguasai Totonaco dan pada akhirnya mengenal tentang vanili. Mereka kemudian menemukan manfaat vanili untuk menghasilkan aroma dan rasa tertentu dan Aztec mulai memanfaatkan vanili untuk membuat cacahuatl, sebuah minuman yang dibuat dari air, madu, tepung jagung dan biji kakao. Bangsa Aztec menamakan biji vanili dengan sebutah tlilxochitl yang artinya “Black Flower”.
Tahun 1519, penakluk asal Spanyol Cortez lalu mengenal cacahuatl di Tenochtitlan, ibukota kerajaan Aztec. Lalu ia mengirim biji kakao demikian juga vanili ke Eropa. Tidak menunggu lama, vanili mulai digunakan sebagai bahan pemberi aroma untuk cokelat di Eropa. Vanili juga digunakan untuk pengobatan dan kepentingan lain.
Pad abad ke-17, tidak ada yang tahu bagaimana cara menanam vanili di luar wilayah asalnya dan semua buah vanili seluruhnya diimpor ke Meksiko. Penanaman mulai dikembangkan di sejumlah daerah yang memiliki iklim yang cocok hanya saja tanaman anggrek tersebut tidak menghasilkan bunga. Ketika itu diduga akibat kutukan Moctezuma. Lalu pada tahun 1836, Charles Morren – pakar tanaman asal Belgia di Universitas Liège- mengetahui jika bunga vanili hanya bisa diserbuki oleh lebah Melipone yang kecil. Populasi serangga ini hanya ada di Meksiko itu sebabnya menanam vanili di luar wilayah menjadi sulit.
Charles Morren kemudian mengembangkan metoda untuk memungkinkan pekebun vanili dapat melakukan hand-pollinate. Hal ini berdampak vanili kemudian dikembangkan secara luas di wilayah tropis koloni dari Prancis di East dan West Indies, Samudra India dan French Oceania. Inggris lalu mebawa tanaman ini ke India, sementara Belanda mengintroduksi ke Indonesia.
Lalu Edmond Albius yang tinggal di Reunion, sebuah pulay di Madagaskar mengembangkan dan menyempurnakan metoda persilangan dengan tangan yang mana cara ini masih digunakan hingga saat ini. Kini lebih dari 75 % vanili tumbuh di Madagaskar, Comoros dan Reunios. Selain itu vanili juga dihasilkan oleh Indonesia, Tonga, Tahiti, dan Maksiko.