Indonesia negara produsen vanili terbesar kedua di dunia setelah Madagaskar. Dimana daya saing Komparatif vanili Indonesia untuk negara importir memiliki daya saing yang kuat.

Menurut Abdat, et. al (2022) dalam penelitiannya yang berjudul “Daya Saing Komoditas Vanili Indonesia di Pasar Internasional” daya saing komparatif vanili Indonesia untuk negara importir utama yakni Amerika serikat, Jerman, Prancis, India dan Belanda memiliki daya saing kuat karena memiliki nilai rata-rata RCA lebih dari satu.

RCA atau revealed Comperative Advantage merupakan perbandingan pangsa ekspor suatu negara terhadap pangsa ekspor dunia. Dimana apabila nilai RCA <1 maka daya saing komoditas tersebut lemah dan apabila nilai RCA > 1 maka daya saing relatif kuat.

Menurut Adbat, et.al komoditas vanili Indonesia terhadap negara tujuan Amerika Serikat dan Jerman terhitung pada tahun 2010 hingga 2019 selalu dikatakan memiliki daya saing komparatif yang relatif kuat.

Rata-rata nilai RCA negara tujuan Amerika serikat selama 10 tahun terakhir adalah 12,5285 sedangkan Jerman memiliki rata-rata nilai RCA yaitu 14,9486. Terlihat bahwa RCA Jerman lebih tinggi jika dibandingkan dengan Amerika Serikat.

Padahal tiap nilai ekspor vanili Indonesia untuk Jerman lebih sedikit dari Amerika di tiap tahunnya. Hal ini karena Amerika Serikat memiliki 39 negara pengimpor vanili dari dunia sedangkan Jerman hanya memiliki 24 negara pengimpor vanili untuk negaranya.

Nilai RCA dapat menunjukan keunggulan komparatif yang ditentukan oleh endowment factor dari suatu komoditas, karakteristik geografi, efisiensi produksi dan kebijakan pemerintah.

Nilai rata-rata RCA Vanili Indonesia ke negara importir tertinggi adalah Jerman, kemudian Amerika Serikat, India, Prancis, dan yang terakhir Belanda. (TW)

Add comment


Security code
Refresh