Sebagian besar penangkar perkebunan mengandalkan pengadaan pemerintah sebagai pasar utama. Namun tidak banyak melirik peluang pasar dari mendampingi petani dan menciptakan pasar yang tidak akan pernah habis dan bebas dari resiko pemotongan anggaran.

Dengan membantu kelembagaan petani untuk bisa mengakses pembiayaan, lalu dari hasil penjualan hasil dapat disisihkan untuk pembelian benih maka penangkar bisa mendapatkan pembelian bibit secara rutin. Seperti model pengembangan di tebu dan vanili, dimana dana dari pembiayaan bank atau investor digunakan untuk pembangunan kebun yang notabene membutuhkan bibit. Lalu Dari hasil penjualan, margin diperoleh sebagian disisihkan untuk pembelian pupuk dan bibit.

Untuk mewujudkan ekosistem ini maka produsen benih wajib membina petani. Mulai dari memfasilitasi pengembangan koperasi, membantu mengakses pembiayaan KUR, LPDB atau sumber pembiayaan lain. Lalu koperasi dimitrakan dengan buyer.  

Dari hasil kerjasama tersebut setiap tahun dapat disisihkan dana untuk pembelian bibit dari penangkar yang selama ini rutin memberikan dukungan kepada petani. Dengan metoda seperti ini maka petani tidak lagi menunggu pasar pemerintah tapi bisa menciptakan pasar yang bersifat jangka panjang.

Add comment


Security code
Refresh