Salah satu metode atau teknik penanaman vanili yang dapat diterapkan adalah pembudidayaan tanaman tersebut di green house. Namun untuk mencapai keberhasilan yang optimal, tentu ada banyak hal yang harus dipersiapkan.

Melalui pelatihan bertajuk Budi Daya Vanili di Green House yang diadakan secara virtual oleh Gamal Institute, Kamis (18/11/2021), petani vanili asal Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Tatak Guntoro, membagikan pengalaman yang menjadi kunci kesuksesannya dalam membudidayakan tanaman vanili di green house.

Pria yang akrab disapa Guntoro ini juga merupakan Ketua Asosiasi Petani Vanili Kabupaten Temanggung sekaligus penulis buku berjudul Teknik Terbaru Budidaya Vanili di Pekarangan Rumah dan Pot.

Dengan melihat karakter tanaman vanili, menurut Guntoro sangat penting bagi petani untuk mempersiapkan beberapa hal krusial yang meliputi agroklimat, kondisi tanah, ketersediaan air, bibit, media tanam, tajar, dan naungan/paranet.

Terkait persiapan agroklimat, Guntoro menjelaskan, tanaman vanili sangat cocok dibudidayakan pada iklim tropis dengan ketinggian tempat 300-800 mdpl. Sedangkan dalam mempersiapkan kondisi tanah, petani harus memperhatikan bahwa tanah yang digunakan harus subur dan kaya akan humus, dengan PH ideal berkisar 7-7. Petani juga harus tetap memperhatikan kelembaban tanah karena akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman vanili.

“Penting untuk menjaga agar kelembaban tanah tetap stabil, terutama pada saat terjadi perubahan musim demi mencegah munculnya penyakit pada tanaman vanili,” ujarnya.

Di samping itu, ketersediaan air sangat penting terutama pada musim kemarau. Sementara dalam persiapan bibit, petani harus cermat menentukan apakah bibit dengan stek, polibeg, atau sulur panjang. Persiapan media tanam dan pupuk juga penting. Apakah akan menggunakan media tanam tanah, sekam padi, atau arang? Apakah menggunakan pupuk kandang, kompos, juga penggunaan kapur dolomit?

Menurut dia, petani juga harus cermat dalam menentukan penggunaan tajar, baik tajar hidup di antaranya menggunakan gamal, lamtoro/manding, dan dadap, maupun penggunaan tajar mati seperti besi, pipa, baja ringan, galvanis, bambu atau kayu. (SR)  

Add comment


Security code
Refresh