Saat ini banyak orang yang begitu bergairah mengembangkan vanili. Hanya saja, dengan ancaman resesi dan melesunya pasar ekspor maka kemungkinan berdampak pada pasar vanili. Namun di sisi lain, ada banyak buyer yang melirik pasar Indonesia, hanya saja kesulitan mendapatkan supply karena pengembangan tanaman rempah belum memenuhi skala ekonomi.

Seperti halnya mengembangkan usaha lainnya, vanili harus dikelola menurut prinsip-prinsip bisnis. Saat ini kebanyakan pekebun menanam dengan pertimbangan emosional daripada perhitungan logis. Tidak jarang dilakukan secara spot-spot lalu kemudian kesulitan memasarkan hasil kebunnya.

Lalu bagaimana cara mengembangkan vanili berorientas bisnis?

Pertama, lakukan perencanaan yang matang. Banyak pekebun yang melakukan pengembangan secara ceroboh. Bahkan tidak mengetahui kemana pasarnya, siapa pembelinya, berapa skala ekonominya dan bagaimana spesifikasi produk. Jadi penanam dilakukan dengan optimisme maka pembeli akan datang dengan sendirinya. Cara ini tidak disarankan. Sebelum memutuskan menanam, cari informasi secara lengkap. Pahami bagaimana cara mengelola kebun yang baik, seperti apa mengolahnya. Pahami pasarnya dan sistem pembeliannya. Pahami juga berbagai model pengembangan yang tepat dengan lokasi pananaman.

Kedua, tentukan kelembagaan pengelola hasil kebun dan supply bahan baku. Apakah berupa koperasi, BUMDES atau badan hukum seperti CV atau PT. Lalu perhitungkan darimana sumber vanilinya, apakah dari kebun sendiri. Jika dari kebun sendiri apakah sudah sesuai dengan minimal order di tingkat buyer. Jika belum, bisa jadi Anda harus melibatkan masyarakat sekitar untuk melakukan pengembangan.

Ketiga, tentukan sistem pengolahan dan sistem pembelian. Jika Anda melibatkan masyarakat sekitar maka untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka Anda harus menentukan dimana melakukan pengolahan, bagimana sistem pembeliannya, apakah ada bagi hasil dari keuntungan penjualan vanili kering atau dengan sistem putus. Semua itu harus dirancang sejak awal.

Keempat, buat pencatatan keuangan dan pembukuan yang jelas. Kelemahan dari banyak pelaku usaha perkebunan tidak memiliki pencatatan akuntansi yang baik. Sehingga ketika ada kerjasama yang mensyaratkan laporan keuangan maka hal itu sulit dilakukan.

Kelima, rancang SDM yang terlibat. Siapa yang akan bertugas melakukan pengolahan, perawatan kebun atau melakukan hubungan dengan masyarakat sekitar. Begitu juga yang menangani administrasi dan keuangan.

Jadi semua itu adalah hal yang harus Anda lakukan dalam berbisnis vanili. Jadi bukan sekedar menanam, lalu tiba-tiba Anda mendapatkan keuntungan luar biasa.