Vanili tidak hanya menjadi komoditas bernilai bagi masyarakat, namun juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Setidanya itu yang terjadi di Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Tenggara.

Menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Minahasa Tenggara, Petrus Worang, luas perkebunan vanili di wilayahnya mencapai 1000 ha. Termasuk di dalamnya kebun sumber benih vanili.

Ia menyebutkan jika total panen vanili di Minahasa Tenggara mencapai 40 ton. Dengan asumsi harga pembelian vanili basah di tingkat masyarakat Rp. 400.000 per kg maka perdagangan vanili menciptakan uang masuk ke Minahasa Tenggara sebesar Rp. 16 Milyar yang tentunya dinikmati oleh masyarakat petani.

Dengan semakin bertambah luasnya areal perkebunan vanili yang menghasilkan maka jumlah uang yang masuk ke wilayah Minahasa Tenggara dapat meningkat lagi. Apalagi jika petani mengolah vanilinya menjadi vanili kering maka potensi penghasilan yang bisa diperoleh mencapai Rp. 3 juta per kg.

“Melihat potensi yang luar biasa dari vanili, tentu sudah seharusnya pemerintah pusat menjadikan pengembangan vanili sebagai salah satu program prioritas. Sementara saat ini vanili kurang tersentuh program dari APBN. Selain perkebunan vanili juga membutuhkan penataan dan pembenahan tata niaga agar daya tarik vanili bisa dipertahankan dan tidak mendadak harga anjlok karena over supply atau mutu vanili Indonesia yang buruk”, jelas Petrus.

 

Add comment


Security code
Refresh