Saat ini banyak yang mempertanyakan apakah bisnis vanili masih menarik? Kami katakan ya, selama banyak industri makanan dan kecantikan yang membutuhkan bahan baku penghasil aroma tersebut. Lalu mengapa tidak menarik? Karena kebanyakan bisnis vanili di Indonesia tidak dikelola secara professional. Hanya sekedar jual beli vanili dengan kualitas seadanya.
Lalu bagaimana seharusnya mengembangkan bisnis vanili dengan cara yang benar?
Baca Juga: Fasilitasi Trading Vanili
Pertama, dalam hal budidaya pengusaha vanili tidak harus membangun vanili. Dengan banyaknya masyarakat yang menanam vanili dan kesulitan pasar, maka calon precessing bisa bekerjasama dengan petani. Dengan terlebih dahulu mewadahi pembentukan koperasi dan memberikan pendampingan.
Kedua, koperasi binaan wajib mengelola kebun mengikuti SOP yang disusun oleh pihak mitra. Mulai dari cara melakukan perawatan, manajemen buah dan panenan. Sehingga dapat diperoleh hasil vanili basah yang standar dan tidak ada yang dipanen belum matang fisiologis.
Ketiga, hasil kebun kemudian diolah secara kolektif dengan sistem pencatatan. Panen dari suatu lokasi dilakukan secara terpisah. Lalu dibuatkan sistem kode untuk menunjukkan kapan dilakukan pemanen, pengolahan, sumber bahan baku.
Keempat, hasil olahan berbagian diuji lab secara terpusah agar diketahui kualitasnya. Jika ada daerah yang memiliki mutu yang istimewa nantinya akan dikemas secara terpisah. Sementara buat yang memiliki mutu rata-rata dapat digabung.
Kelima, saat dipasarkan pada kemasan dilengkapi dengan asal kebun, proses pengolahan serta keunggulan mutu. Sebaiknya produk dilengkapi berbagai label yang mengambarkan kualitas seperti SNI, organic dan lainnya.