Image result for vanilla seed

Saat ini banyak pekebun di Indonesia yang kembali mengembangkan vanili dampak harga pembelian polong kering hingga Rp. 5 juta per kg. Namun beberapa pengamat menilai dengan sistem pengembangan vanili yang tidak terencana maka dalam 2 tahun mendatang maka vanili Indonesia akan kembali punah.

Setidak ada beberapa alasan vanili Indonesia dapat punah beberapa tahun mendatang.

Pertama, pengembangan secara besar-besaran tanpa arah. Seringkali harga yang menarik mendorong pekebun untuk masif mengembangkan sebuah komoditas tanpa memperhatikan daya serap pasar. Pasar vanili sesungguhnya captive market yang pembelinya sesungguhnya terbatas. Sementara kenaikan harga ini adalah dampak dari penurunan produksi vanili di Madagaskar akibat dari bencana alam. Sehingga ketika produksi Madagaskar kembali normal ditambah  supply vanili dari Indonesia yang cukup besar maka harga dunia akan anjlok.

Kedua, pengembangan vanili sebagai produk curah. Sebagaimana komoditas lainnya vanili juga memiliki niche market yang siap membeli vanili dengan harga khusus. Namun untuk memasuki pasar ini perlu perencanaan pengembangan. Tapi yang terjadi saat ini adalah pengembangan tanpa konsep. Bahkan banyak petani yang mengembangkan vanili dengan pengetahuan minim terkait budidaya daya dan pengolahan. Selain itu dengan pengolahan tertentu maka harga vanili menjadi lebih menarik dan relatif stabil. Seperti halnya jika Anda menjual bubuk vanili  organik atau ekstrak minyak vanili, harganya relatif stabil.

Ketiga, moral hazard. Walaupun masih tahap pengembangan tapi praktek-praktek tidak bermoral seperti pencampuran benda asing ke vanili sudah mulai terjadi. Belum lagi pembelian vanili muda sudah mulai marah sehingga berdampak pada penurunan mutu. Sehingga pada akhirnya persepsi global terhadap vanili Indonesia akan buruk dan akan menjadikan posisi tawar Indonesia menjadi lemah.

Jika hal-hal tersebut terus terjadi dalam pengembangan vanili, seperti ramalan para pakar, maka vanili Indonesia akan kembali punah. Harganya jatuh pada titik yang sangat menyedihkan. Tidak lagi Rp. 5 juta per kg melainkan Rp. 50 ribu per kg.  

 

Add comment


Security code
Refresh