https://static.gatra.com/foldershared/images/2020/jrtp/03-Mar/FB_IMG_1585380215360.jpg

Sebagian besar usaha pengembangan vanili tidak berlangsung secara teroganisir. Banyak pekebun yang menanam vanili secara otodidak dan tidak berlembaga. Sehingga jangan heran, meskipun secara statisik luasan vanili Indonesia meningkat setiap tahunnya namun tidak mudah mendapatkan vanili bermutu baik dalam jumlah besar di Indonesia.

Melihat tantangan itu dan mendapatkan peluang dari booming komoditas vanili, Kabupaten Dairi melakukan penataan agar pengembangan nilai tambah bagi petani dan nantinya daerah ini menjadi penghasil vanili premium.

Bupati Dairi, Dr. Ir. Eddy Keleng Ate Berutu, menyebutkan pemeritah daerah telah melakukan langkah-langkah strategis. Seperti akselerasi pengembangan, pengembangan kelembagaan dan kemitraan untuk menjadi Dairi penghasil vanili premium.

“Saat ini kami kami telah memfasilitasi pembentukan koperasi produsen vanili pertama di Sumatera Utara dan telah berbadan hukum. Koperasi ini saat ini tengah dikembangkan menjadi pusat pembelian vanili basah dari petani untuk diolah menjadi vanili kering. Kemudian keuntungan dari penjualan tersebut akan dikembalikan kepada anggota dalam bentuk simpanan dan bantuan bibit. Sehingga pada akhirnya akan mengakselerasi pengembangan vanili secara swadaya. Saat ini koperasi tersebut sudah mulai melakukan pembelian vanili basah dari anggota”.

Pemerintah Daerah juga tengah menjajaki kerjasama dengan Dewan Vanili Indonesia agar vanili basah yang diolah mengikuti SOP untuk mendapatkan kualitas gourmet. Pasalnya perlu ada perbaikan mutu pengolahan vanili asal Dairi untuk mendapatkan penjualan yang optimal. Lalu dari kerjasama itu kebun vanili anggota koperasi vanili Dairi akan diarahkan menuju sertifikasi organik.

Faktor lain pendukung Dairi menjadi Kabupaten Vanili Premium adalah adanya kebun sumber benih di Kecamatan Tigalingga, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, seluas 0,5 ha ditetapkan oleh Kementerian Pertanian sebagai sumber benih vanili sejak Nopember 2020 yang lalu. Populasi tanaman yang dijadikan pohon induk sebanyak 1.250 pokok dengan taksasi produksi 94.500 batang.

“Selain ketersediaan benih, kami juga tengah mempersiapkan pembiayaan KUR dari Perbankkan mendukung pengembangan usaha pembelian vanili dan pengolahan. Karena ke depannya Koperasi Primer ini tidak saja akan membantu petani vanili di Dairi mendapatkan akses pasar namun juga petani di Kabupaten sekitar”, jelas Eddy Berutu,

Pemda melalui dana APBD, APBN maupun sumber lainnya akan memfasilitasi pengembangan vanili berbasis pekarangan serta di kawasan hutan kemasyarakatan dengan target 1 juta batang dalam 3 tahun. Dengan upayan tersebut depan Kabupaten Dairi bisa menjadi penghasil vanili premium dan organik terbesar di Sumatera maupun  di Indonesia.

Add comment


Security code
Refresh