https://live.staticflickr.com/2574/32006759533_6868d29bbd_b.jpg

Saat ini masih terjadi eforia pengembangan vanili. Namun jika dilakukan secara tidak cermat, maka bisa jadi tanaman rempah ini akan mengalami penurunan.  Saat ini harga vanili di tingkat petani cenderung menurun, dari sekitar Rp. 6 juta/kg kering pada akhir tahun lalu menjadi Rp. 3 juta per kg kering pada akhir tahun 2019 ini.

Jika pengembangan vanili dilakukan tanpa menyasar segmen pasar premium maka posisi Indonesia akan tergeser sebagai produsen vanili utama dunia. Pasalnya sejumlah negara di sub tropis juga telah mengembangkan di dalam greenhouse untuk menghasilkan vanili premium.

Melihat trand pasar ini sudah seharusnya pemerintah maupun stakeholder melalukan langkah-langkah strategis untuk memastikan keberlanjutan vanili Indonesia.  Langkah-langkah yang perlu dilakukan setidaknya:

Menerapkan Kewajiban SNI Vanili

Saat ini banyak vanili kering asalan keluar dari wilayah Indonesia. Tidak adanya standar yang jelas untuk ekspor vanili secara tidak langsung menyuburkan aksi pencurian. Bagaimana tidak, dengan tidak adanya kewajiban menerapkan SNI, maka vanili yang dipanen muda dapat diekspor dari Indonesia. Sementara itu dengan penerapan SNI maka perusahaan yang memiliki kewenangan mengeluarkan label SNI wajib mengolah buah vanili yang telah matang dengan memperlihatkan asal usul bahan bakunya bukan dari hasil penadahan. Dengan kebijakan ini secara langsung menjadikan Indonesia sebagai penghasilkan vanili kualitas terbaik.

Pengembangan Vanili secara Modern

Saat ini pengembangan vanili masih bersifat konvensional. Sementara di luar negeri penanaman vanili di greenhouse tengah marak dikembangkan. Pasalnya sistem budidaya tersebut efisien dalam penggunaan lahan, serta dimungkinkan penanaman vanili secara bertingkat. Penggunaan faktor input dapat dikendalikan sehingga dapat diperoleh produksi yang optimal. Pengembangan dalam  greenhouse dapat menekan terjadinya pencurian karena tempat penanaman yang dapat dikunci dan tidak  mudah diakses orang lain.

Kajian Terhadap Luasan Optimal

Pengembangan secara massif sebagai respon harga yang cukup menarik tidak selalu baik untuk keberlanjutan pengembangan sebuah komoditas. Jika tidak dikontrol perluasannya maka vanili asal Indonesia dapat membanjiri pasar dunia dan mengakibatkan harga mengalami penurunan. Harus ada kajian dari pemerintah tentang luasan maksimal pengembangan vanili nasional dengan memperhatikan pengembangan di luar negeri. Lalu jika terjadi over supply pemerintah harus memiliki strategi pengendalian harga. Saat pengembangan vanili berlangsung terjadi tanpa batasan dapat berakibat penurunan harga di tingkat petani.

Pengembangan Industri Pengolahan

Kita harus belajar dari berbagai komoditas perkebunan lain dimana  Indonesia hanya menjadi pengekspor barang mentah. Selain harganya berfluktuasi, nilai tambah tertinggi dari olah komoditas perkebunan dinikmati negara lain. Sudah seharusnya Indonesia mendorong penumbuhan industri hilir dan Indonesia mengekspor minyak atau bubuk vanili untuk meningkatkan value added pengembangan vanili.

Add comment


Security code
Refresh