http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/706110/big/Vanilla_-_1.JPG

Masalah utama dalam budidaya vanili (Vanilla planifolia Andrews) di Indonesia adalah produksi yang masih rendah dan penyakit busuk batang vanili (BBV). Namun saat ini telah ada 2 varietas panili unggul yang relatif resisten terhadap penyakit di atas, yakni VANIA 1 dan VANIA 2.

Dari hasil pengujian Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri menunjukkan bahwa varietas unggul vanili VANIA 1 dan VANIA 2 mampu beradaptasi sangat baik di lingkungan tumbuh di Manggisari, Pekutatan, Negara-Bali atau lokasi yang mempunyai agroklimatik sama dengan lokasi tersebut dengan produksi jauh di atas varietas lokal.

Rata-rata produksi varietas VANIA 1 selama 3 kali produksi (2005-2007) adalah sebesar 7,687 ton polong basah /ha, atau setara dengan 2,178 ton polong kering/ha. Rata-rata jumlah tandan/tanaman sebanyak 8,333 tandan, kadar vanilin sebesar 2,80% di atas standar mutu, rata-rata panjang polong kering 20,153 cm, tetapi rentan terhadap penyakit BBV.

Produksi rata-rata yang dihasilkan varietas VANIA 2 selama 3 tahun adalah sebesar 6,760 ton polong basah/ha, atau setara dengan 1.851 ton polong kering/ha. Produksi polong kering varietas VANIA 1 dan VANIA 2 jauh di atas klon lokal dan rata-rata nasional yang hanya mencapai 0,654 ton/ha dan 0,119 ton/ha. Rata-rata jumlah tandan/tanaman sebanyak 7,055 tandan, kadar vanilin sebesar 2,98%, rata-rata panjang polong kering 19,250 cm dan toleran terhadap penyakit BBV.

Saat ini kedua varietas ini telah ditetapkan sebagai benih bina, yang merupakan syarat sebuah varietas bias digunakan secara luas. (Endang Hadi Poentyanti dan Laba Udarno)

Add comment


Security code
Refresh