https://livelihoods.eu/wp-content/uploads/2017/07/SI_jour2_-16.jpg

Pemanfaatan lahan kosong untuk penanaman vanili  ternyata berkontribusi terhadap peningkatan biodiversitas dan menjadi upaya konserviasi lahan-lahan di luas kawasan terlindungi, sebagaimana penelitian yang diterbitkan di Nature Communications.

Untuk mengeksplorasi hubungan antara budidaya vanili dan hutan, Annemarie Wurz dan tom melakukan survey terhadap tanaman pepohonan, rumputan, burung, ampibi , reptile  kupu-kupu dan semut di perkebunan vanili yang dikembangkan di areal atau di sekitar hutan di wilayah Madagaskar. Mereka juga melakukan wawancara terhadap petani vanili setempat.

Mereka menemukan bahwa pengembangan agroforestri di kawasan hutan memiliki 23% lebih sedikit spesies yang ada dan 47% lebih sedikit spesies endemic secara keseluruh dari pada hutan dengan tanaman yang cukup tua. Namun mereka menemuka lahan yang digunakan untuk menanam vanili secara agroforest memiliki 12% lebih banyak spesies dan 38% lebih banyak endemik spesies daripada lahan tanpa pengembangkan agroforestri.

Dengan demikian dapat disimpulkan penanaman vanili secara agroforestry di lahan kosong dapat meningkatkan biodiversiti. Mengingat setiap kali menanam vanili maka harus menanam tanaman penaung. Umumnya vanili dapat dikelola secara organic, dan ramah terhadap lingkungan.

Jadi penanaman vanili di lahan kritis atau tidak produktif ternyata baik secara ekonomi. Namun di sisi lain juga memiliki dampak terhadap konservasi lingkungan.

Add comment


Security code
Refresh