https://static.republika.co.id/uploads/images/inline/t4_DPR_RI.jpg

Sudah menjadi budaya, untuk menjadi calon bupati atau anggota legislative harus mengeluarkan dana yang besar untuk beli kaos, cari dukungan atau bahkan beli suara. Namun belum banyak yang menyadari bahwa memanfaatkan komoditas perkebunan dapat mencari dukungan dengan cara elegan.

Salah satu komoditas yang sudah seharusnya menjadi komoditas politik adalah vanili. Bagaimana tidak. Dengan membagikan 10 pokok vanili per KK, dengan asumsi produksi potensi vanili basah 2 kg/batang. Maka masing-masing penerima bantuan akan memperoleh produksi 20 kg, atau setara Rp. 5.000.000/tahun dengan asumsi harga pembelian Rp. 250.000,-.

Bayangkan dengan membagi bibit vanili saat ini maka tahun depan sudah mulai berbunga dan 2 tahun mendatang sudah mulai menghasilkan. Menariknya calon legislatif dan Bupati bisa membeli vanili kering dari masyarakat, lalu mengolah menjadi vanili kering dan mendapatkan keuntungan yang luar biasa. Selanjutnya dapat digunakan untuk biaya kampanye.

Pengembangan vanili ini bisa dilakukan di pekarangan rumah dan areal yang sempit. Jadi bisa dijadikan komoditas untuk membantu masyarakat tidak mampu.

Add comment


Security code
Refresh