Perkebunan ternyata pilihan kalangan milinial untuk menjalani bisnis. Salah satunya komoditas vanili. Pasalnya harga vanili terbilang fantastis dapat mencapai Rp2 juta per kilogramnya dan dapat dikembangkan di lahan terbatas.

Yusthian Hendra asal Salatiga memutuskan menjadi petani vanili di usia muda. Di usia yang menginjak 25 tahun, ia sudah berhasil mengolah lahan seluas 700 meter persegi dan menghasilkan puluhan kilo vanili dalam sekali panen.

Yusthian mengungkapkan, idenya untuk berkebun vanili muncul karena melihat peluang. “Kebetulan saya bekerja sebagai penebang dan pengolah kayu, pas barengan dengan ada orang jual kayu kok saya lihat di bawahnya ada tanaman vanili yang sudah nggak terawat, daripada nanti rusak karena tertimpa pohon yang saya tebang, saya berinisiatif untuk membeli indukan vanili tersebut,” jelas Yusthian dalam wawancara (1/4).

Yusthian membeli sekitar 15 pohon induk seharga Rp200 ribu dari pemilik lahan dan mulai mengembangkannya mulai 2016, sampai dengan 2021 Yusthian telah panen dua kali dengan panen yang pertama mencapai 45 kilogram vanili. Yusthian juga mengungkapkan ia belajar dari pemilik lahan tentang perkebunan, mulai dari cara stek, jenis pohon penaung yang bagus hingga pemakaian pupuk.

Seiring berjalannya waktu, kebun vanilinya kini banyak kedatangan konsumen, tak hanya memburu hasil kebunnya tapi ada juga yang datang bertamu untuk belajar cara budidaya tanaman vanili.

Dengan melihat peluang pada kebun yang dikembangkannya ini, Yusthian berharap bisa mendapatkan sertifikat organik untuk meningkatkan nilai tambah mengingat pola pengelolaan kebun yang ia lakukan tidak menggunakan bahan kimia.

(Adhita Diansyavira)

Add comment


Security code
Refresh